23 June 2012

Ujian Untuk Saya ( Part II )

Kemaren, tanggal 20 juni sakit jenis lain menghampiri. Perut bagian kanan saya hingga pinggang belakang nyeri luar biasa. Sejak pagi saya hanya mampu terbaring dikamar. Saya belum bercerita kepada mama. Namun mungkin mama mengetahui sikap saya yang enggan meninggalkan kamar. Somat langsung mama tutup. Focus penanganan sakit saya. biasanya nyeri seperti itu biasa. Tinggal minum air putih banyak dan istirahat beberapa jam saya akan kembali pulih. Makanya saya menolak saat diajak kedokter. Namun menjelang siang nyeri perut tak kunjung hilang. Bahkan saya muntah-muntah hebat. Tak bisa kemasukan apapun kerongkongan ini. Bahkan air putih dua teguk. Terpaksa kerumah sakit. Dan lagi-lagi saya sakit. Gejala usus buntu kali ini. Saya menangis memohon pada dokter jangan sampai operasi. Dalam 6 hari kedepan saya harus sidang skripsi. Saya dan mama terus berdoa agar nyeri hilang dan tak perlu operasi. Namun obat dari dokter tak memberikan efek apapun. Saya menangis menahan sakit. Begitu pun mama. Saya hanya memikirkan skripsi saya. saya akan sidang namun cobaan ini menghampiri. Mama mencari kan obat herbal. Alhamdulillah bertemu dengan obat sarang semut. Berbentuk sarang yang harus diseduh dan kapsul. Upaya keras saya memasukkan obat ini ke perut berdampak baik. Muntah-muntah tak kunjung berhenti. Tangisan mama saya semakin membuat saya merasa bersalah. Mama sendiri yang membersihkan muntahan saya tanpa rasa jijik. Mama tak ingin menyuruh lusi. Berkali-kali saya meminta maaf. Teringat saya sering mengabaikan nasihat mama untuk menjaga makan. Kini bukan hanya menderita sendiri, mama pun ikut repot. Saya hampir tak bisa membuka mata karena lemas. Tak ada makanan apapun yang masuk keperut. Setiap yang masuk selalu keluar. Hingga maghrib saya berhasil minum kapsul sarang semut berserta air seduhan sarang semut. Alhamdulillah, jam 10 malam nyeri hilang. Mama langsung bersyukur. Tidur malam itu ditemani mama.

Mama kembali menangis saat memeluk saya dan mengatakan betapa kurusnya saya. duh, melihat tangisan mama saya tak dapat menahan tangis. Betapa mama menyayangi saya. setia menyupi saya bubur agar badan kembali bertenaga. Siap siaga tidur disamping saya waspada jika saya butuh sesuatu. Tepat pukul 12 malam mama keluar kamar dan membawakan kue ultah. Yup, malam itu saya tepat berusia 23 tahun. Alhamdulillah ulang tahun tak dirayakan dirumah sakit. Sedikitpun saya tak berani menyentuh kue itu. Saya khawatir mual. Keesokkan paginya, saya sembuh. Tinggal lemas yang tertinggal. Setelah makan bubur dan siangnya makan nasi. Tenaga saya full. Gendong celsy sudah kembali oke.

Sakit kali ini benar-benar membuat saya kapok. Nyeri luar biasa itu bukan hanya membuat saya sakit. Tapi mampu melelehkan air mata mama. Air mata itu yang membuat saya bertekad untuk menjaga kesehatan lebih baik lagi. Tak ingin kedua pelupuk mata orang yang saya cintai kembali mengeluarkan air mata. Mama, dengan apa saya membalas cintamu :’(

Ujian untuk Saya ( Part 1)


Mama saya hanya memiliki dua anak. Yang pertama saya, dengan kondisi tubuh mungil imut. Tinggi hanya 150 dan berat badan tak pernah lebih dari 45 kg. sedangkan yang kedua adik saya berbadan super besar. tinggi lebih dari 170cm dan berat badan selalu diatas 60 kg. adik saya memiliki pertahanan tubuh yang super luarbiasa. Makan apapun nyaris tak berefek pada kesehatannya. Selama ini, adik saya nyaris tak pernah memiliki riwayat penyakit berat. Kontras dengan saya.

Saya tak mengerti mengapa badan saya tumbuh mungil seperti ini. Tapi tetap saya syukuri. Alhamdulillah. Saya pun kerap bersentuhan denga obat-obat kimia dokter. Alhamdulillah, semoga menjadi penggugur dosa. Aamiin.

Ketika saya SD, saya kerap sesak napas. Terlebih saat bersentuhan dengan dingin. Dijawa tengah, magelang suhu udara sangat dingin. Bahkan jam 10 pagi pun masih banyak yang enggan keluar dari selimut. Mungkin efek itu atau apalah saya tak paham. Sejak SD saya sudah sering keluar-masuk rumah sakit. Di ronsen dada, hingga rutin menelan pil. Saya tak paham sakit apa kala itu. Saya hanya menuruti saja saat diajak kerumah sakit. Syukur, beranjak besar saya tak pernah sekalipun sesak napas atau merasakan nyeri dada. Saya sembuh total dari penyakit itu. Menjelang SMP, saya kembali sakit. Sakit demam berdarah. Itu mula saya merasakan sakit dibagian pinggang. Hingga dokter menyatakan saya terkenan demam berdarah. Sakit itu pun sembuh. Selebihnya saya memang kerap demam. Apalagi kalau kegiatan saya sedikit padat atau berbeda dari jadwal biasanya. Badan saya sudah menunjukkan gejala demam. Beranjak SMK, lain lagi penyakit yang menghinggap. Saya pernah kecelakaan sampai punggung belakang saya tak dapat digerakkan kurang lebih dua tahun. Saat itu saya kelas dua SMK. Akhirnya SMK, tahun 2008 saya kembali bersinggungan dengan rumah sakit. Saat itu urin saya mengandung darah lebih dari 70%. Alias berwarna merah pekat. Saya pikir akibat makanan saya, saya merasakan nyeri di bagian pinggang kanan. Dokter menyatakan bahwa saya infeksi saluran kandung kemih dan gangguan ginjal.

Akhir tahun lalu, saya pun kembali terkena Infeksi saluran kandung kemih. Sekitar November 2011. Syukur tak lama saya sakit. Infeksi segera negative. Beberapa bulan kemudian, dokter menemukan kista diperut saya. Astaghfirullah, makanan saya kembali steril. Saya bahkan selama sebulan makan sayur hambar dan minum air putih dalam jumlah banyak. Belum sembuh total. Gangguan sakit perut bawah, sakit perut bagian kanan sering saya rasakan hilang timbul. Sudahlah, saya tak perlu menghiraukan. Mungkin akan hilang dengan sendiri.

Skripsi {[Belum} Menuai Hasil


Jumat kemaren saya dipanggil khusus oleh Pak Jack. Setelah mengajak beberapa teman ternyata tak bisa datang ketanjung pinang. Saya datang sendirian dengan sepenuh tekad. Bingung sudah pasti, karena setiap kali saya ke Umrah selalu di komandoin mami. Jadi tinggal serah uang, semua beres. Sesampai dikampus dengan menggunakan ojek (ternyata ojeknya tak punya Hape) bukan kegembiraan karena berhasil sampai kampus dengan selamat tapi cemas melanda. Saya bingung memikirkan ke Pelantar jika tak punya no ojek. Syukurlah saat saya telp mami, dia memiliki no hape ojeknya. Mami memang penyimpan informasi data yang lengkaaaaapp.

Menunggu hampir satu jam. Pak Jack datang keluar dari ruangan sidang. Hari jumat itu bertepatan dengan Pak Jack menguji. Saat memasuki ruangan beliau. Tiba-tiba “ Mana Bakso Tomatnya ? Tuu Kan ! Gak bawa kamu!” wow ! saya sedikit shock bercampur malu. Bagaimana bapak bisa tahu saya jualan bakso. Saya baru inget bahwa saya dan pak jack berteman di FB dan hampir tiap detik saya promosi bakso =.=”

Saat hape saya bordering, ternyata diruangan bapak itu hape saya jadi nyaring luar biasa. Gak ingin mengangkat tapi suara keras. Terpaksa saya angkat dan pak jack berkata “ Ada apa ? Orderan Bakso ya ?” Gubrak !! tepat sekali tebaan Pak Jack.

Seperti teknik promosi dijejaring social saat masa-masa skripsi memberikan efek tak baik :D
Setelah memberikan skripsi saya yang telah diperiksa dengan teliti, Pak Jack mengatakan bahwa skripsi saya sudah layak untuk disidangkan. Hanya saya bapak tak ingin melihat table saya terlalu besar. jadi saya hanya perlu mengecilkan table dan menambah table kumulatif. Yeaayy !!!
Dunia rasanya berhenti berputar. Rasanya sangaaaaaaaaaaaaaaaaaatt BAHAGIA !

Saat ditanya kapan akan maju sidang, saya sempat gugup dan bingung menjawabnya. Akhirnya saya memutuskan awal bulan juli. Namuuun itu sudah masuk semester baru. Jadi terpaksa saya mengambil tanggal 27 bulan ini. AWESOME !!

Saat ini, saya menjual bakso sambil mengetik skripsi.
Menunggu pembeli sambil menulis blog.
Haaaahh..
Indahnya Hidup.
Alhamdulillah.

Langkah Awal

Akhirnya Bakso Somat beroperasi. Rasany ?? WOW ! luarr biasaa !
Lelah, bahagia, Ngantuk dan remuk jadi satu. Sulit, tapi saya yakin masa-masa ini aka terlewati.
Semoga semangat ini tetap sama. Semoga pikiran-pikiran positif tetap memenuhi otak saya.
Aamiin.

Hari pertama buka, tidak terlalu mengecewakan. Terjual 45 mangkok. Tidak sesuai target memang, maklum awal mula pembukaan. Belum banyak yang tahu. Promo harus segera digencarkan. Semenarik mungkin.

Rutinitas kian bertambah.
Kuliah harus segera berakhir dengan lulus sidang.
Agar bisa focus mengembangkan bakso ini.

Raga saya boleh lelah.
Tapi semangat Masih seperti Awal Saya membuka bisnis ini.
Yeaaayy !

09 June 2012

H-1

Huaaa.. banyak hal yang ingin saya ceritakan. Kelak cerita ini akan jadi kenangan manis saat sukses :p
Pertama, hal yang sangat saya sadari adalah SANTAI ITU MAHAL. Selama ini saya hanya berleha-leha. Menghabiskan waktu semau saya. untuk apa saya habiskan itu terserah saya. tapi sekarang tidak, semua harus dipikirkan. Saya harus bertanggungjawab atas pilihan saya berbisnis bakso

Mama
Syukur,kenikmatan terindah setelah Iman, Kesehatan adalah memiliki mama yang saat ini saya miliki. Sungguh menyayangi saya. sudah sebesar ini pun mama saya kerap memberlakukan saya seperti anak kecil. Walo repot bagaimanapun, jika sudah berhubungan dengan mengangkat berat wlo hanya 1kg pasti mama saya melarang saya membawanya. Saya tidak tega sebenarnya, tapi larangan mama tak mampu juga saya tolak. Padahal saya tau, belanja kebutuhan ini adalah kepentingan saya. tapi mama saya benar-benar mendukung saya 1000%. Saya dulu kerap protes saat menemani mama belanja kepasar. Sukaaa banget menawar sampe titik terendah penawaran. Saya kadang kasihan sama penjualnya. Sering mengingatkan mama untuk memudahkan transaksi. Tapi kini kemampuan menawar mama membawa berkah untuk bisnis saya. bahkan mama menawar kesebuah supermarket dan berhasil. Seumur hidup baru kali ini saya mengetahui supermarket bisa ditawar. Makin kagum saya dengan mama. Disaat belanja barang-barang pun sama, banyak toko yang kami datangi. Benar-benar membandingkan harganya. Mama pintar sekali menawar dan merayu penjual. Salut saya ! mama sangat cekatan dalam memikirkan bakso tomat ini. Segala persiapan peralatan mampu mama konsep dengan matang. Bahkan hanya untuk kayu penyangga kompor besi. Selain mama, tentu ada ayah saya, dan mbak lusi. Wanda ?? jangan ditanya ! lupakan dia. bahkan saya hampir lupa punya adik atau tidak.

Tepung, Ngepel dan Pejantan tangguh

Hari-hari menjelang pembukaan saya makin akrab dengan tepung. Untuk membuat mie merah dan mie ijo. Untuk urusan ini mama saya kalah deh. Tapi untuk mengaduk dan menggiling, saya minta ampun ! pagi-pagi saya dan mama sudah kepasar. Memarkirkan motor agak jauh dari parkiran seharusnya. Karena mama sangat membenci tukang parkir. Mama berpikir tukang parkir itu makan gaji buta. Setelah menerima uangnya kabur begitu aja tanpa peduli lagi, dan kertasnya hilang tak pernah nyampe ditangan. Pagi-pagi kepasar proses tawar-menawar dimulai. Saya hanya berperan sebagai penjaga barang dan bagian menghitung. Tawar-menawar beres, saya maju untuk membayar. Begitulah seterusnya. Saya akan makin akrab dengan pejantan tangguh dipasar. Para pejantan yang hanya mengenakan celana tanpa baju, tangan kotor penuh bercak darah, suara keras melengking, badan kurus namun perut buncit, pintar menyapa dengan rayuan, tapi pelit turun harga walo hanya seribu. Saya mulai akrab dengan mereka. bahkan bau-bau’an pasar hidung saya mulai beradaptasi. Saya sulit sekali menerima bau yang kurang sedap. Saya akan langsung mual tanpa bisa ditahan. Tapi belakangan ini, dengan menutup hidung menggunakan jilbab saya mampu menahan segala bau.
Keadaan lelah seperti ini, mama seringkali menasehati saya jangan hanya mengandalkan lusi dalam pekerjaan rumah tangga. Karena dia pun capek sama dengan saya dan mama. Karena itu sudah dua malam berturut-turut saya cuci piring. Dibantu dengan mama dan lusi, dan tadi saya pun mengepel. Saya tak ingat kapan terakhir ngepel. Biasanya saya lakukan saat tidak ada mbak dirumah seperti saat lebaran. Namun sudah dua kali lebaran mbak lusi di Batam. Boleh dibilang sejak saat itu saya tak pernah nyuci piring terlebih mengepel. Maka saya tak heran jika tubuh saya memberikan reaksi berlebihan jika digerakkan sedikit. Saat ini pun tangan saya kebas namun saya paksakan untuk mengetik. Saya tak ingin kehilangan momen H-1 ini. Momen yang akan saya kenang kelak.

Wanda, sungguh anak Muda !

Saya jengkel sekali dengan adik saya. tidak bisa diandalkan untuk hal apapun. Geram rasanya. Bahkan untuk menyebarkan brosur promo bakso tomat ia malu. Astaghfirullah. Saya emosi dibuatnya. Selama kami menyiapkan baksotomat, saya ingat hanya sekali bantuan dia. menemani saya mencetak spanduk dan banner. Selebihnya tidak ada. Oiyaa ada, tadi saat mengangkut barang keruko. ITU AJA !!

Motor Scoopy, Bak Gerobak

Motor ini sungguh membantu. Ia dijadikan motor angkutan bagi mama saat kami kepasar. Muatan scoopy ini cocok untuk sebuah mobil. Sampe saya cemas jika harus menaikinya. Cemas mama tak dapat mengendalikan ini motor. Tapi Alhamdulillah, semua berjalan baik. Sabar ya scoopy. Saya akan menggantimu dengan sebuah mobil, suatu saat nanti :)

Tadi, adalah hal yang paling menyenangkan. Beberapa saat menyebarkan brosur, tiba-tiba ada dua buah motor menghampiri. Memesan bakso tomat. Sayang, kami belum buka. Opening baru akan dimulai besok. Pertanda baik neh. Tak sabar menunggu esok. Pasti akan sangaaaaatt ramai !!

Bismillah.
Salah satu impian saya terwujud, esok :)

07 June 2012

Detik-Detik Opening

Pernahlah merasa minder ? saya hampir setiap hari merasakan hal ini khususnya menjelang opening. Promo akun bakso tomat ( @baksotomat ) memberikan saya peluang mengenal pembisnis-pembisnis yang bergerak dibidang kuliner. Ide mereka variatif dalam mempromosikan merk dan makanannya. Dengan membuat akun-akun sebanyak mungkin lalu memberika testi positif, bekerja sama dengan orang-orang tertentu untuk membantu mempromokan akunnya hingga follower kian meningkat. Untuk sebuah bisnis, follower di twitter merupakan hal yang sangaaatt penting. Namun tentu saja bukan sembarang follower, jelas-jelas usaha kita di BATAM, namun hampir 70% follower kita adalah orang diluar Batam yang hanya memiliki kesempatan mengnjungi usaha kita sekali seumur hidup itu pun tidak tahu kapan. Jelas bukan follower seperti ini yang kita butuhkan. Maka tak perlulah membayar jasa pencarian follower yang berani memberikan follower 1000 dengan harga Rp 85.000. untuk saat ini, jasa itu tak saya butuhkan.

Kembali lagi ke masalah minder, saya gencar promo @baksotomat. Ternyata sebagian besar dari mereka mengira bahwa Bakso Tomat ini besar, memiliki ruko sendiri, dengan karyawan lebih dari 5 orang dll. Nyatanya ? saya hampir tak memiliki karyawan kecuali dukungan keluarga dan meminjam asisten mama (tentu saja ada bayaran ala kadarnya). Selebihnya saya sendiri yang mengelola. Bahkan ada yang memikirkan opening ini akan ada pengguntingan pita merah ala opening resto-resto terkemuka.
Tidaaaaaaaaaaaaaakkk !!
Saya benar-benar minder.

Tapi, dalam hitungan bulan. Maksimal 6 bulan kedepan, atau tepatnya dibulan Desember. Memasuki bulan januari, saya akan membuka sendiri Bakso Tomat saya disebuah ruko Sendiri, dengan karyawan lebih dari lima orang, dengan opening pengguntingan pita dan tentu saja bertabur karangan bunga ucapan selamat :)

Aamiin :D

Huuuuh.
Sanggup membuka Bakso Tomat ini pun sudah sesuatu yang luar biasa bagi saya.
Dan jika ada yang berpikiran ‘wah’ tentang opening. Saya aamiin kan saja. Karena itu akan terjadi. Insyallah. Dengan usaha diatas rata-rata. Lebih giat dari orang lain. Semua mimpi ini akan tercapai :)

Namun saya tetap minder :'(
Apa ini bentuk lain dari stress ya ?
Saya belum tahu.

Bismillah, waktunya ACTION !

03 June 2012

Focus On My way

Memang banyak hal didunia ini yang rasanya sulit diterima. Kekecewaan sering mengalir dalam keadaan-keadaan yang kurang tepat. Disaat ingin semangat, mengetahui fakta bahwa masih ada sumber kekecewaan yang terlihat. Memanglah manusia, selalu saja sulit menerima hal-hal yang kurang disenanginya.

Saya dalam suatu keadaan, sulit menerima kenyataan yang ada. Sering sekali melontar kata “ Mengapa? Mengapa ?? Harusnya Gini? Kenapa ? Gak percaya ! setahu aku gak gitu” dll itu bukti kekecewaan yang tak dapat disembunyikan. Tapi setelah saya pikir-pikir, mungkin salah saya. terlalu memberikan ekspektasi tinggi terhadap sesuatu hal, bahkan kepada manusia. Manusia mana yang sempurna ??

Jika sudah seperti itu, biasanya saya akan menjauh dengan keadaan yang bersinggungan terhadap hal itu. Entah terhadap manusia yang bersangkutan atau terhadap keadaan yang memuakkan.

Saya ramah didepan, tersenyum ceria, bahkan bersenda gurau, belum tentu hati saya berdamai dengan hal itu. Saya hanya sedang menutupi perasaan sebenarnya, berharap menemukan sisi postifi yang masih bisa otak saya selamat tentang hal itu. Berharap memori otak saya membuang hal buruk dan menemukan kesenangan tentang hal-hal yang memuakkan.

Akhirnya, saya tak mungkin bersikap negative yang merugikan saya seperti ini. Saya harus focus ! banyak hal dan impian yang sedang saya susun rapi. Belum lagi skripsi yang ingin selalu dipikirkan, belum lagi SOmat bakso saya yang sedang tumbuh membesar. Dan saya ingin katakan kepada hati saya, TAK ADA CELAH NEGATIF YANG BISA MEMENUHI RUANG PIKIR OTAK SAYA !

Yaa Robb, Bimbing saya yang tak kunjung baik ini.

Pelajaran Berharga

Senin, 28 Mei 2012. Saya menatap lemas layar HP saya. berharap segera mendapatkan sms atau telp yang saya tunggu. Perasaan was-was, gusar mulai menjangkit. Tepat Seminggu menjelang opening bakso somat impian saya. impian untuk memiliki usaha sendiri, ternyata tidak mudah. Investor yang sudah mengatakan berhasrat join dengan saya mendadak hilang berita. Tempat yang menjadi cikal bakal usaha sudah saya ajukan Don’t Payment alias DP. Namun investor tak juga memberikan tanggapan.

Hari sebelumnya, tepat hari minggu 27 mei 2012 saya bertemu dengan calon investor saya. tester yang terdiri dari bakso dan mie siap saya hidangkan. Pujian-pujian positif pun saya dapatkan walau masih ada kritikan disana-sini. Namun saya optimis mampu mengembang usaha bakso ini. Surat perjanjian kontrak pun sudah saya kirim via email. Jika ada hal-hal yang ingin ditambahkan oleh investor dan tetap tak mendapat jawaban.

Memang, Allah lah pemilik segala ketentuan. Sebagus-bagusnya scenario, harapan tetap saja Allah maha penentu segala hal. Saya tau diri tentang hal ini. Jika Allah belum berkenan, tak akan mampu walau melangkah selangkah pun.

Saya menangis sedih sore itu. Rasanyaa impian yang sudah dekat sekali, sudah akan saya genggam. Mendadak batal begitu saja. Dan saya memikirkan DP yang sudah saya berikan untuk calon tempat usaha saya. Hanya Rp 100.000. tapi mampu memompa saya untuk menyelamatkan warung bakso ini agar tetap berjalan. Saya tak ingin rugi walau hanya Rp 100.000

Mama saya panggil, saya ajak menghitung kembali modal yang dibutuhkan. Saya hilangkan item-item yang bisa dihilangkan atau pembeliannya bisa ditunda saat uang sudah berkumpul. Hasilnya jumlah modal yang dibutuhkan nyaris merosot tajam bahkan lebih dari 50% dari total awal yang saya butuhkan.

Saat kemudian bertanya dengan mama. Bisakah membantu saya mengumpulkan modal yang dibutuhkan untuk buka warung bakso ? mama jawab BISA ! entah karena kasihan melihat saya sudah menangis atau memang melihat potensial untung besar diusaha rintisan saya.

Agar tak terlalu memberatkan mama, saya mencoba membuat list teman-teman yang menurut saya mampu memberikan pinjaman. Mulai dari Rp 500.000 hingga Rp 1.0000.000. sudah terkumpul 5 nama dari teman-teman yang ingin saya pinjamin. Melihat saya mengumpulkan daftar teman, kemudian mama bertanya berapa total yang bisa saya himpun dari teman-teman saya itu. Melihat nominalnya, Alahamdulillah, mama saya bersedia meminjamkan uang. Sisanya saya tambah sedikit simpanan dan pinjam dengan seorang teman terpercaya. Hasilnya ?? SAYA SIAP MEMBUKA USAHA BAKSO SOMAT walau opening diundur 1 minggu dari jadwal yang sudah saya tetapkan.
Mungkin, jika saya tidak DP Rp 100.000 untuk tempat, saya akan ikhlas dan menyerah setelah kehilangan investor. Namun karena tidak mau rugi Rp 100.000. saya bertekad untuk TETAP berjualan walau dengan modal seadanya.

Akhirnya saya bersyukur. Alhamdulillah saya sudah DP Rp 100.000, membuat saya tak rela jika harus menyerah dan membuang Cuma-Cuma uang Rp 100.000 itu. Lain kali, setiap akan usaha. AKAN SAYA BERIKAN DP !

tentu saja, saya semakin mengenal pribadi orang :)

My dream (almost) come true

Alhamdulillah, rezeki memang sudah digariskan Allah sejak kita dalam kandungan. Tertera jelas di lauhul mahfudzNya. Saya memang sudah bercita-cita membuka usaha sendiri sejak saya SMK. Walau setiap saat selalu berubah jenis usaha yang ingin saya wujudkan, namun mimpi itu tak pernah padam. Seiring berjalannya waktu, apalagi menjelang kelulusan kuliah. Saya menyadari bahwa membangun usaha sendiri itu butuh modal, selain tekad.

Saya tidak berputus asa, namun sedikit merubah strategi. Saya mengalah atas segala gengsi yang terlanjur dilabelkan, meredam sedikit ego yang meluap-luap {sebagai mahasiswa yang siap terjun kedunia entrepreneur, masa’ saya menjadi karyawan sih *sombong*}. Saya memutuskan kerja. awalnya agak sedikit sulit. Entah karena tidak sesuai dengan jiwa ‘karyawan’ atau memang saya yang keras kepala. Penyesuaian demi penyesuaian saya lakukan. Syukur mendapat lingkungan yang benar-benar mendukung saya sebagai karyawan berstatus mahasiswa semester akhir. Segala izin dipermudah, jobdesk tidak rumit dan banyak. Pokoknya kebanyakan saya hanya duduk didepan meja computer dan online, memang bukan karyawan yang produktif.

Mbak ningsih, orang yang menyalurkan saya kerja dan orang yang menerima saya magang. Sekaligus Bersedia mewujudkan mimpi saya. mbak ningsih bersedia menjadi penanam modal. Gembira sekali saya ! ini impian yang sangaaaaaaaaaatt dekat menuju nyata. Saya tinggal meyakinkan, membuat proposal bisnis dan tentu saja presentasi. Tidak mudah, tapi saya akan kerahkan semua kemampuan saya untuk meng-GOAL-kan proyek ini.

Marii..
Selangkah lagi menuju impian.
Kamu pasti Bisa !!

Episode Salon

Salon mungkin tak asing bagi wanita. Bahkan tak jarang dari kaum hawa ini sangat akrab sekali dengan salon. Ratusan hingga jutaan rupiahpun rasanya ikhlas jika dikeluarkan untuk ke salon dengan alasan untuk mempercantik diri. tentu saja tidak semua salon dapat disambangi. Terlebih bagi seorang akhwat. Harus selektif memutuskan salon mana yang akan dikunjungi.

Beberapa bulan yang lalu, mama saya memutuskan untuk memangkas rambutnya dengan potongan super pendek. Saat itu rambut mama saya panjang hingga kepinggang. Dengan tangkas pegawai salon itu mengikat erat rambut mama saya sebatas potongan yang diinginkan. Potongan rambut itu diikat dengan menggunakan gelang karet kemudian diletakkannya disebuah wadah. Saya pun melihat ada beberapa model rambut sambung dicermin kaca. Ada yang model ikal, ada pula yang lurus biasa.

Saya langsung menebak, kegunaan sisa potongan rambut mama saya tentu akan dipergunakan lagi. Benar, rambut itu akan digunakan untuk hair extension alias sambung rambut. Ini jelas menyalahi hadist yang rasulullah pernah sampaikan bahwa rasulullah melaknat wanita yang mencukur alisnya, mengikir gigi dan menyambung rambut.

Memang mama saya maupun saya bukan pelaku penyambung rambut, tapi rambut sisa potongan mama saya digunakan untuk maksiat kepada Allah yakni digunakan sebagai rambut sambungan. Saya bingung saat itu, antara rasa ingin mengambil kembali rambut mama yang sudah diikat rapi atau membiarkan karena rambut itu digunakan tanpa sepengetahuan empunya. Akhirnya saya memilih opsi terakhir.

Sejak kejadian itu saya makin selektif memilih salon. Bukan hanya salon yang khusus menerima wanita saja, tapi juga salon yang tidak menyediakan jasa yang dilarang Allah. Pilihan saya jatuh pada annisa, salon khusus wanita. Saat memasukinya salon ini sudah direnovasi, memang ini bukan kunjungan pertama saya. namun sudah lama sekali saya tidak menyambangi salon ini.

Pemandangan didalamnya cukup unik. Dimana para pegawai salon mengecat warna rambutnya menjadi pirang ( tidak tahu apa kandungan cat rambut yang digunakan), rambut smoothing/rebonding rata-rata mereka miliki, seragam yang kaos pendek dan mereka bebas keluar masuk salon tanpa menggunakan hijab mereka. saya pikir salon yang mendeklarasikan diri sebagai salon muslimah ini pastilah pemiliknya keras dalam urusan patuh pada peraturanNYA. Ternyata tak ada bedanya dengan salon umum, bedanya hanya mereka khusus melayani tamu wanita dan laki-laki dilarang masuk.

Satu hal yang saya syukuri adalah, mereka tidak mengumpulkan rambut bekas potongan pelanggan untuk digunakan sebagai rambut sambungan. Untuk hal ini saya dibuat nyaman. Namun pemandangann pegawai salonnya yang hilir mudik dengan penampilan ‘wah’ bagai salon umum menyayat hati saya. “Kelak jika impian saya terwujud untuk memiliki karyawan, hal pertama yang saya lakukan adalah mewajibkan mereka patuh pada peraturanNYA. Barulah kemudian patuh pada peraturan manusia”