07 December 2011

Negara Kaya

Seminggu yang lalu saya mengiikuti Training Of Training di Makassar.
Kesempatan yang luar biasa yang dikirim Allah untuk saya. Pengalaman baru nan penuh kesan saya miliki.

Selama seminggu kami 'diinapkan' disebuah hotel berbintang empat di Makassar. Lokasinya pun strategis. Dekat dengan Studio Trans, Pantai Losari, Pusat oleh-oleh, kuliner dan Bank. Benar-benar pemilihan yang cerdas !

Namun nampaknya semua itu tak dapat dinikmati dengan nikmat. Karena jadwal yang luar biasa padat. Setiap malam tidur paling cepat Jam 1 dini hari. Jangn tanya bagaimana rasa kantuk yang menyerang. bahkan mulut mengunyah, mata tetap terpejam saking ngantuknya. Pagi jam 5 subuh sudah terang, ngos-ngosan ngejar subuh. setengah enam sudah ada jadwal. Yah, seperti itulah jadwal 8 hari saya disana.

Mendapat Motivasi yang Luar biasa ? JELAS !
Mendapat pengetahuan tentang Indonesia ? Jelas !
dan banyak hal lainnya yang saya dapat.

Namun yang menjadi bahan perhatian saya adalah BIAYA !
buka karena saya fakultas ekonomi, jurusan Akuntansi.
Bukan pulak karena saat ini saya sebagai bendahara jadi tertarik dengan 'biaya'

ini terlebih bagaimana agar tak menjadi the next gayus TAMBUNan.
Ya !
menarik perhatian adalah berapa besar yang dikeluarkan oleh KEMENPORA untuk acara TOT ini.
Mari kita analisa bersama :
1.Ongkos PP dari 33 propinsi yang ada di Indonesia anggap saja Rp 1000.000/kepala

2.Hotel bintang 4 selama 8 hari (anggap saja ) Rp 480.000/malam
sedangkan peserta diinapkan 4 org/kamar dg total peserta 150 orang. jadi butuh 37 kamar.
jadi 480.000x8= 3.840.000: 4 (jumlah penghuni kamar )= 960.000

3.Makan dari hotel yang terbilang 'wah'. Coffe break 3x, makan 2x (tidak termasuk breakfast karena itu termasuk fasilitas dr hotel) dg menu daging sapi berbagai olahan, sayur, ayam, dessert, buah, lauk-pauk, dll.
anggap saja satu hari Rp 300.000/anak.
jadi 300.000x8= 2.400.000

sejauh ini masing-masing anak menelan biaya Rp 1000,000+960,000+2,400,000= Rp 4,360,000/anak

itu belum termasuk uang saku yang diberikan, bus yang disewa,biaya pemateri yang rata-rata berasal dr Jakarta. Biaya untuk Panitia. Dan keperluan lainya.
Ketika saya hitung Hampir Mencapai Rp 800.000.0000 !
terlalu banyak NOLnya ? mari kita kecilkan menjadi 800juta.

WOW !
FANTASTIS !
itu uang rakyat semua.

jika Pemerintah sudah begitu perhatian kepada pemuda, jika rakyat begitu royal terhadap pemuda, rasanya tak pantas pemuda ini kembali kepropinsi masing-masing hanya menenteng oleh-oleh yang dibeli dengan menggunakan uang rakyat.

Bukan perbaikan yang didapat, namun malah kemubaziran yang tak ada guna.

Syukurlah, disaat terperangah oleh ratusan juta itu. Saya mendapatkan info bahwa Yogyakarta sudah menjalankan amanahnya untuk meneruskan ilmu yang mereka dapat. sedangkan dikota-kota lain sedang merancang.

acara yang luar biasa.
menelan beratus-ratus juta rupiah.
ilmu yang dibagikan ruaaaarrr biasa pulak.
hanya demi satu tujuan yang tak ada kemustahilan akan terwujud.
Generasi Muda, Pembangun Bangsa yakni Pemuda BERKARAKTEK dengan kata lain BERKEPRIBADIAN MULIA.


Rasanya ratusan rupiah itulah pendorong paling besar dalam memotivasi melakukan perubahan untuk bangsa.alih-alih tak ingin menjadi generasi penerus Gayus. Mau tidak mau harus ada manfaat yang dirasakan oleh masyarakat akibat pelatihan itu. Jika masyarakat tak merasakan manfaatnya, tak pula memberikan manfaat untuk rakyat, Berarti kita sudah korupsi uang mereka dengan mengikuti pelatihan itu. Menurut Saya

jika tak bisa berkontribusi langsung untuk negara dengan menjadi kepala negara, tak pula menjadi anggota dewan, tak pula menjadi pengamat politik, minimal kita bisa memulai dari diri sendiri dengan tidak menambah beban untuk indonesia raya yang benar-benar kaya raya ini.

NKRI !
memang HARGA MATI !

No comments: