08 December 2013

Ada Luka diantara Mulutmu

Benar tentang pepatah “LIDAH LEBIH TAJAM DARI PEDANG” seringkali kita menyakit orang sekitar kita dengan goresan lidah yang tak mampu diredam. Luka ini, bahkan tak akan sembuh oleh obat manapun, dan dalam jangka waktu berapapun. Hanya ikhlas yang mampu menghapusnya.

Tidak sedang sok bijak, namun aku menyadari bahwa kesulitan yang tak pernah mampu aku lalui adalah mengontrol lidahku. Lidah ini juga kadang mengundang duka. Baik duka yang aku peroleh dari orang lain, atau yang kuciptakan sendiri.

 

Dilingkungan pekerjaan ini, aku harus meningkatkan berlipat-lipat tingkan ke-CUEK-anku. Aku tak bisa menghiraukan setiap pernyataan ‘pedas’ yang kudapat. Tak akan pernah benar. Karena itu, topic yang paling tak kusukai dan menduduki peringkat pertama serta tabu dibicarakan adalah “membicarakan pekerjaan diwaktu santai” karena ini akan merusak mood.

Kadang, diam adalah solusi terbaik. Jangan pernah mengeluh kepada manusia !

Karena mereka pun belum tentu peduli. Mereka juga punya keluhan yang ingin didengar. Mereka juga muak dengan keluhan. Walau ada diantara mereka yang tulus mendengarkan keluhan tanpa solusi mu.


Jaga hati, jangan kerdilkan hati. Jangan biarkan hati melemah dan terbentuk perasaannya akibat mulut orang lain. Mereka tidak berhak menentukan sikapmu, jika kau yakini benar. Lakukan ! jikah salah ? belajarlah dari kesalahan dan jangan bodoh untuk mengulanginya kembali.

20 November 2013

Media Sosial itu....

Entah dimulai dari mana, siapa pulak yang mengawali. Tapi kita pernah menyindir, menjatuhkan, memojokkan, bahkan menghina seseorang melalui status media sosial. Jangan berkilah, anggap aja khilaf :)

Sialnya, kadang status itu entah ditujukan untuk siapa kerap terbaca mata ini. Kata-kata negatif sukses masuk ke otak bahkan bisa merajai perasaan. Seketika galau, dengan status yang belum tentu ditujukan untuk diri ini.

Makanya, bagian terjelek dan paling aku benci adalah ketika menemukan status kasar, penuh umpatan, hujatan dam kalimat-kalimat negatif ditulis tanpa mengerti bahwa siapa saja bisa membaca, bahwa siapa saja bisa berprasangka. Untuk mengantisipasi hal-hal itu, aku putuskan untuk unfollow atau unfriend.

Namun manfaatnya media sosial ini juga banyak. Untuk sekedar berbagi kabar, memantau info bahkan jatuh cinta. Ya ! Banyak kan yang bisa saling jatuh cinta hanya dengan berkenalan melalui media sosial. Aku pernah sangat amat nge-fans dg salah seorang ustadz akibat tweet-tweetny yang luaaaarr biasa. Hingga membeli bukunya dan bela-belain minta tanda tangannya dibukuku.

Dilain cerita, kadang aku berusaha untuk bersikap dewasa. Memposisikan diri baik kepada semua pihak. Tapi ternyata masih saja tak diterima dengan baik. Dalam lingkungan, memang harus pintar-pintar memposisikan diri. Jika memang tak mendapat respon yang baik, anggap saja sedang sedekah dan ganjarannya dinanti di akherat.

Semoga untuk kedepannya, tak lagi memposting status 'sampah' yang hanya memberikan aroma bususk bagi pembaca, dan mampu bersikap dewasa walau dalam kondisi terlempar.

"Sedang upgrading diri, mohon bantuannya :)"


18 November 2013

Kerjakan dan Selesaikan

Dalam lingkungan kerja, partner alias rekan kerja tak selalu manis. Ada yang bergaya manis didepan, namun menusuk dibelakang. Ada yang mati-matian mencari muka kepada semua yang didepannya. Ada si oportunis, jika tak bermanfaat ditendang. Ada pula yang baik hati nan perhatian.

Mungkin kita kadang tertipu dengan sikap yang diberikan. Setahuku, mereka semua baik. Hingga satu persatu fakta aku temukan yang kadang membuatku waspada dalam berhubungan. Namun ini hanya kasuistik, alias tak semuanya buruk. Masih banyak yang berjiwa tulus dan memberi energi positif.

Awalnya, aku pikirkan semua dalam hati. Setiap lontaran kata yang menyakitkan aku pikirkan baik-baik. Setiap kesulitan yang aku temui, aku bicarakan dengan mereka semua. Hingga akhirnya aku tau, tak semua orang mau memahami kita. Tak semua orang mau berbagi dan mengerti. Hingga akhirnya aku berhenti berharap.

Jika semua aku pikirkan dan kutelan bulat-bulat. Maka aku hanya akan keseringan menangis, meratapi, menyesali, mengapaa bisaa, mengapa inii, mengapaaaa..

Hanya itu, solusi tak kudapat. Kondisi badan malah drop karena terlalu mikir berat. Sama sekali tak memberi efek positif atas semua kalimat-kalimat itu.

Kuputuskan, aku tak akan ambil pusing setiap suara-suara sumbang yang kuterima, aku anggap aku sedang sial hingga harus mendengar kalimat-kalimat negatif. Jika akhirnya aku benar-benar sakit hati atas kalimat negatif itu, maka tak kuijinkan aku berlama-lama sedih. Cukup nikmati rasa sakit, beberapa jam paling lama 1 hari, kemudian esok paginya aku harus bangkit ! Walau sulit melupakan.

Karena, manusia-manusia ini tak berhak menentukan kebahagiaanku. Aku punya rasa, akubekerja, menyelesaikan apa yang menjadi tugasku. Selebihnya aku harus menikmati hidup. Tak perlu khawatir atas setiap kata-kata negatif. Karena mereka yang berkata negatif, sedang mengamankan posisi diri. Dan saya bukan perisai bagi mereka :)

Teringat sebuah kalimat "ceret hanya akan mengeluarkan isinya. Jika isinya susu, maka yang keluar akan susu. Jika isinya teh basi, maka yang keluar akan basi pulak"

Keep working !
Do whatever you want to do, but responsible then.
Keep cheerful !
I have Alloh in my life :)

15 November 2013

Bagian Ternikmat

Hari ini tepat menginjak bulan ke-7 saya bekerja di BNI Syariah. Perbankan ternyata jauh dari yang saya duga. Banyak sensasi kejuta-kejutan bahkan terasa getir saat menjalani hari-hari disini. Namun semua adalah resiko "anything happen for a reason" selain takdir, saya percaya kalimat itu.

Berada dibagian layanan gerak membuat saya harus bepergian setiap hari. mengunjungi satu lokasi ke lokasi lainnya. awalnya nampak menyenangkan, namun dalam hidup tak pernah ada yang sempurna. kesulitan-kesulitan kian menghampiri. Saya berusaha menikmati, seraya berusaha keras menutup mulut agar tak mengeluh dan nampaknya gagal. saya sering tanpa sadar mengeluh sana-sini, sering lupa bersyukur.

Bagian yang menyenangkan dari BLG (Bus Layanan Gerak) adalah anak-anak ! Ya, saat ini BLG sedang fokus pada jenis tabungan anak-anak. Jadi sehari-harinya saya mengunjungi sekolah yang berbeda namun sudah ditetapkan dalam satu minggunya jadwal sekolah yang saya kunjungi secara rutin dari senin hingga jumat.

berbagai tipe anak sering saya jumpai, dari yang usil gak ketulungan, hobi ketuk-ketuk pintu, heboh pada layar CCTV dan berebut salaman. Aiih, wajah ceria mereka dan bau khas anak-anak (BACA: Bau keringet+matahari) kadang sering membuatku mengalihkan sejenak otak dari kerjaan.

Dan mereka konsisten terhadap panggilan. sudah saya sebutkan diri saya dengan panggilan "kakak", namun selalu berakhir dengan "tante"

Sekian banyak anak, saya memiliki 2 favorit yang dapat memberikan kegembiraan saat bertemu dengan mereka. Rania dan Ahmad Dani !

Awal mula bertemu dengan Rania tak ada yang istimewa dari anak ini. berwajah polos khas anak-anak seperti anak lainnya, dan menyukai permen. Namun 1 hal yang membuat aku tercengang. Rania mahir berbahasa Inggris !

Rani, My Favorite Girl :)

 awalnya aku pikir ayahnya WN Singapura atau negara lain. Rupanya ia asli produksi Indonesia. Ia kelas 4 SD. Saat kami datang mengunjungi Ia selalu masuk ke mobil kami. Kadang ia menenteng tasnya berbentuk kopernya dan berwarna pink. Ia selalu bepergian sendirian. Tak terlihat seperti anak lain yang senang berkelompok. saya suka bercakap-cakap dengan Rania, sambil berharap suatu saat nanti saya memiliki anak yang juga cerdas berbahasa inggris. Rania suka memeluk, saya terkadang meminta pelukannya sekedar untuk mengurangi beban dan ketegangan. hingga suatu ketika, gurunya menegur Rania yang sering masuk BLG. "Maaf ya Bu, Rania anaknya berbeda dengan umumnya. Autis. Tapi kecerdasannya luar biasa" Saya hanya melongo saat mendengar penjelasan gurunya. "Rania favorit saya Bu" kata saya sambil terus menatap Rania yang tak pernah mau menatap wajah saya kembali.

lain lagi dengan Ahmad Dhani. anak kelas satu SMP ini juga menjadi favorit saya. Bukan karena lucu, atau kecerdasan yang Ia miliki. Namun kisah pembukaan rekening yang membuat saya menangis sedih.

Ahmad Dhani


saat itu, Satpam kami bertanya "Ahmad dhani..." nama yang tertera di baju sebelah kanannya dengan cemat membuat kami mengenali namanya tanpa harus berkenalan "Tabungan sudah jadi ?" lanjut Satpam kami. Tanpa terduga Ia langsung menangis sesenggukan. Aku tertegun. Ada apa dengan anak ini. Dengan sangat terbata-bata ia menjelaskan " Ayah-Ibu sudah pisah, Ayah tinggal di Taman Raya dengan Ibu baru dan tak pernah bertemu saya. Kalaupun mau ketemu susah, ayah kerja terus. Ibu di Bogor. susah dihubungi. Saya tinggal sama Budhe dan Pakdhe. Boleh ya Om saya buka tabungan pake KTP Budhe ?" katanya sambil berlinangan air mata.

saya tak dapat menyembunyikan kesedihan, entah kenapa saya merasa sesak mendengar cerita Ahmad dhani. Saya ikut larut dalam tangisan. Mungkin kesamaan cerita namun beda nasib. Waktu itu, ingin sekali saya memeluknya. Namun kulihat badannya sudah cukup besar. Khawatir sudah Aqil Baligh.

Lihatlah, seberapa berat hari-hari yang saya akui berat. tetap ada pelajaran yang bisa saya ambil. tetap bisa saya nikmati dari berbagai sudut yang berbeda, saya mulai berpikir. Mungkinkah dunia anak-anak itu adalah Passion saya ?

Hmm.
Terlalu cepat menilai, Let's See
:)

17 September 2013

Bahagia dan Sebait Duka

Rezeki memang tak pernah mampu ditakar manusia, ada yang ingin namun kerap kehilangan. Ada yang acuh, namun selalu berhasil mendapatkan. Kali ini kemurahan Alloh kembali aku temui melalui sosok sahabatku.

Aku mendapat berita bahagia, bahwa ia hamil 1 bulan dari masa 4 bulan pernikahannya. Sebagai sahabat yang dulu pernah menyaksikan kepolosannya dimasa ABG, kehamilan seperti sebuah percikan air yang dicipratkan tepat dimukaku.

Bahagia !
Dan tersadar bahwa kami sudah meninggalkan masa SMP dengan hitungan ribuan hari. Tak lagi anak-anak dengan segala kepolosan yang kami miliki. Bukan lagi remaja yang baru mengenal cinta. Kami sudah layak dikatakan dewasa kalau tidak mau dibilang tua.

Hampir saja kumeneteskan air mata. Rindu seketika menyeruak mendambakan pertemuan. Rasanya ingin sekali ak menemuinya detik itu juga saat aku mendengar berta kehamilannya.

Kemudian hanya chatting yang mampu aku lakukan.
perlahan ia mulai meluapkan kegembiraan atas kehamilannya. melalui kata-kata bahagia yang ia pilih untuk dikirimkan kepadaku. aku tau, ia sedang bahagia.

namun, sedetik kemudian ia mengabarkan. bahwa ada juga yang tumbuh seiring kehamilannya. MIOM.
Miomnya sebesar 4cm, sedangkan janinnya hanya sekitar 2cm. jika miomnya tumbuh mencapai 12cm, maka ia harus merelakan janinnya untuk diangkat. namun dokter kandungan tempat ia kontrol, selalu memberi semangat. jadi ditengah kekhawatirannya, ia masih percaya dengan saran dokter untuk mempertahankan kehamilannya.

sedetik yang lalu aku merasakan kegembiraan, namun beberapa saat kemudian kekhawatiran mulai muncul. perasaan sedih mulai menyelimuti. aku hanya mempu memberikan sugesti-sugesti positif. Bahwa jika Alloh telah berkehendak, maka tak ada yang tak mungkin. Termasuk tentang rezeki.

kembali aku diingatkan, bahwa bahagia, sedih itu hanya cara kita memandang. cara kita bersyukur dan cara kita berpikir positif pada Sang Pemberi Segala. karena atas skenario yang telah Alloh tetapkan atas kita, hanya DOA yang mampu menghalau, selebihnya kita hanya seorang pemain yang dituntut memerankan dengan baik.

Dalam kasus sahabatku ini, Aku yakin. Insyallah ia mampu melewati dengan baik.
Apapun takdir Alloh kelak.

”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Al Baqarah : 286).

13 September 2013

Genggam Hati, Agar Mulut Tak Mengeluh

Pernahkah bercerita, berkeluh kesah kepada seseorang dan hasilnya kita merasa nihil ?
Kita tak mendapat jawaban yang memuaskan atau sekedar lapang perasaan didada ?

Saya kerap seperti itu.
Sudah panjang lebar bercerita, menumpahkan segala emosi dan hasilnya hanya "hmmm.." dan anggukkan tanda cerita sudah didengarkan, kemudian siap diakhiri.

Menjadi karyawan disebuah perusahaan yang tiap gerak-gerak kita ada dalam SOP, memang tantangan tersendiri sekaligus pembunuhan kreativitas. Bagaima tidak terbunuh kreativitas kita jika segala hal telah ditentukan dan harus sesuai dengan SOP. Tapi kembali lagi ke resiko pekerjaan. Masing-masing dari kita berhak memilih dan wajib menerima resikonya.

Berkeluh kesah tentang keadaan sulit yang menyesakkan, berkeluh dan mengkritik semua hal dalam setiap pekerjaan, berharap mendapat jatah dan porsi pekerjaan yang sama dengan rekan kerja, malah membuat hati semakin tersiksa.

Sudah saatnya bersyukur. Syukuri setiap detail proses yang pahit dan sulit diterima.
Syukur sgala nikmat, jika nikmat kerja tidak didapat. Minimal nikmat keluarga yang patut disyukuri. Atau nikmat hidup hingga kita masih berkesempatan untuk berbuat.

Karena, keluh kesah yang kita utarakan bisa jadi mereka pun merasakan.
Kekesalan dan amarah yang terpendam di hati, bisa jadi mereka dalam kondisi sama yang mungkin jauh lebih kronis.

Mari,
Genggam hati, kuasai diri.
Agar kita mampu mengeluh kepada sang Maha Pencipta, Alloh !

(Catatan untuk diri, agar menahan keluhan)

12 September 2013

Hello, Another Words From Me

Sebelum mulai meracau dengan kalimat kacau, ijinkan saya untuk menyapa diri saya ♥

Haaii diri, aku merindukan malam-malam panjang kita saat blogging,
Aku rindu jari yang cekatan menekan keyboard, mata fokus menatap layar laptop.
Otak berputar menulis untaian kata yang dirangkai menjadi kalimat lebay.

Rindu, saat tertawa terbahak membaca ulang postingan blog.
Rindu mengintip blog tetangga, sambil mengkerut kening kagum pada kalimat-kalimat yang tertulis.
Rindu, pada perasaan cemburu pada blogger yang aktif  menulis walau sebait kalimat.

Sekarang, diri ini kian pelit berbagi cerita.
Bersembunyi di balik kata "lelah" dan "kerja"
Padahal, untuk berduaan dg mu wahai blog,
Ak hanya butuh beberapa ratus menit.
Dan pertemuan kita akan selesai,
Akan aku akhiri dengan kalimat-kalimat yang kadang  tak kupahami sendiri.

Maaf, aku sering tak setia.
Semangat untuk menyentuhmu dan berduaan dengan mu menurun drastis.

Mari, kita perbaiki lagi hubungan kita.
Mulai kembali dari awal.
Tahap dimana kita saling mempercayai dan butuh satu sama lain.
Masa dimana aku hanya ingin bercerita denganmu, wahai blog.
Bukan dengan yang lain.
Bukan dengan jenis manusia yang kerap membuatku lupa hadirmu, blogku ♥