16 December 2011

Tumpuan Hari Tua

Nampaknya Negara ini benar-benar dirundung duka. Kekayaan yang seharusnya dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk bangsa malah diambil alih oleh pihak lain, dan Indonesia sebagai pemiliknya hanya diberi sekelumit. Banyak contoh, yang paling parah adalah kasus Freeport. Baiklah, kali ini bukan kasus perusahaan itu yang ingin saya ‘curhat’kan.

Beberapa hari ini saya miris mendengar beberapa berita yang isinya kekayaan Indonesia dikeruk oleh bangsa lain. Pertama status TAMAN NASIONAL BATANG GADIS yang ternyata digugat oleh pihak PT. ANTAM untuk dijadikan pertambangan emas. Anehnya menteri perhutanan pasrah atas gugatan itu. Saya tak mengerti hukum. Apakah memang boleh menggugat SK menteri untuk kepentingan pengerukan asset kekayaan Negara seperti itu. Atau memang sedang ada lakon yang dipentaskan. Sebagai mahasiswa tingkat akhir yang sedang sekarat karena skripsi, saya tak mengetahui ! terlebih lagi saham 75% PT. ANTAM itu dimiliki oleh Australia. Wah, lagi-lagi bangsa lain yang merasakan kilauan emas Negara tercinta ini. Jadi yang ingin investasi ANTAM, berpikirlah dua kali. Siapa yang diuntungkan dalam hal ini. Australia atau Indonesia. Namun ini hanya sebuah pemikiran. Jika memang masih berniat investasi emas Antam, ya silahkan. 

Yang kedua adalah masalah genosida masyarakat lampung. Emang agak berlebihan jika mengatakan ini kejahatan genosida. Tapi apalah daya, saya benar-benar merasa tersakiti juga. Bukan karena mama saya keturunan LAMPUNG jadi ada rasa persaudaraan yang kental. Tapi ini lebih dari masalah itu. Masyarakat yang menggantungkan hidup pada lahan itu, dengan mudahnya dibunuh dan kasusnya belum tahu akan sejauh mana kejelasannya. Ini parah, mengingat Perusahaan SAWIT itu milik Malaysia. Warga negara luar bisa dengan mudah melakukan perluasan lahan hingga mengabaikan hak-hak hidup penduduk aslinya. Dan yang lebih mengejamkan pelakunya disinyalir dibekingi aparat hukum. Orang-orang yang dianggap menuntas kejahatan, mengayomi malah berperan dalam pembunuhan. Lahan yang disengketakan adalah lahan hutan yang harusnya ditumbuhi pohon-pohon berkayu bukannya kelapa sawit. Tapi jika perut sudah menuntut untuk diisi kemewahan, kenikmatan dunia sudah terlalu menggiurkan. Jangankan merubah lahan lindung menjadi lahan industri, membunuh pun rasanya sah untuk dilakukan.

Haaah.
Lagi-lagi saya tak dapat berbuat apa-apa. Hanya berharap agar pihak penegak keadilan benar-benar menegak hukum, memberi keadilan bagi mereka yang tersakiti dan memberi hukuman bagi mereka yang rakus.
Tapi saya tak merasa pesimis terhadap segala kekurangan bangsa ini. Segala kekurangan yang dimiliki, segala kebobrokan yang dipamerkan. Negara ini tetap menjadi tanah kelahiran saya, tetap menjadi tumpuan di hari tua saya. ini hanya masalah waktu, anggap saja sebagai kemenangan yang tertunda. Tertunda hingga batas waktu yang tidak diketahui.
=.="

TETAP OPTIMIS !

No comments: