24 October 2011
Pemandangan Rumah Sakit itu Melemahkan Jiwa
Kemaren malam, saya mendapat kabar kurang mengenakan. Teman saya mendapat musibah. Kecelakaan motor. Motornya menabrak mobil angkutan umum yang biasa kami sebut BIMBAR. Kaca belakang mobil yang keras itu dan bagian bemper mobil hancur. Sudah dapat ditebak kronologisnya saat menyaksikan bagian yang rusak mobil itu. Ya ! Bimbar itu berhenti mendadak ! dan terjadilah penabrakan yang dilakukan oleh teman saya.
Smoga kecelakaan ini tak menimpa siapapun lagi. Angkutan umum memang serakah kalau dijalanan.merasa bahwa jalan raya itu milik pribadi. Saya raya mereka perlu jalan raya sendiri. khusus untuk angkutan umum. Jadi mereka tak perlu berbagi dengan pengguna jalan yang lain. *harapSaya*
Saat dirumah sakit, saya memang sangat sulit sekali memasuki ruangan kamar/UGD tempat dirawat pasien. Bukan sekarang-sekarang ini saja. Namun sudah sejak lama. Saat mama saya dirawat di RSHB operasi tumor jinak. Saya tak pernah tahan melihat infus, darah, suntikan, rintihan kesakitan, perban, bau obat, dan segala hal yang berhubungan dengan rumah sakit.
satu-satunya yang dapat saya pergunakan dengan gagah berani adalah Betadine. Obat merah yang menyerupai darah itu. Selebihnya saya tak pernah kuat. Efek yang saya terima saat bersinggungan dengan hal-hal yang berhubungan rumah sakit adalah perut saya mual,dan jantung saya berdegup kencang. Dan semalam saat ingin pamit dengan teman saya, dengan terpaksa saya memasuki UDG dan menyaksikan pemandangan yang mengerikan bagi saya dan muallah perut saya.
saya benar-benar tak sanggup berdiam lama dirumah sakit kecuali diruang tunggunya.
Bukan hanya masalah obat, bau obat, infus dll yang membuat lemah jiwa saya. Tapi berbagai jenis kalangan orang yang memasuki rumah sakit. dan yang membuat saya miris adalah, seorang bapak yang menggendong bayi mungilnya duduk disamping pintu masuk UDG sambil mengelap-ngelap wajahnya anaknya dengan kain basah dan membelai lembut wajahnya.
Saya tak ingin berpikir macam-macam. Bapak tua yang terlihat lusuh beserta bayinya itu saya sangat mengharapkan ia sedang duduk menanti panggilan dokter. Bukan duduk disitu karena tidak dilayani akibat tak ada biaya. Smoga bukan itu !
saya tak sanggup membayangkan hal-hal yang lebih buruk lagi tentang bapak itu.
Malam itu saya pulang dengan berbagai perasaan. Bersyukur masih dilindungi Allah, Bersyukur masih diberi Kesehatan, Bersyukur masih bisa bernapas dengan nikmat. Bersyukur teman saya yang mendapat musibah itu memiliki teman-teman yang menyayangi dia. hingga terlihat diruang tunggu banyak temannya yang datang menjenguk dan mrawatnya. Bersyukur saya masih bisa menjenguk dia.
Satu pelajaran yang saya dapat malam ini, Musibah bisa datang kapan saja !
banyak-banyak infak aah..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
yah memang didunia ini pasti pernah merasakan sakit, maka dari itu tergantung kita menghadapinya .
semua umat maanusia itu pasti pernah merasakan sakit tergantung dari kita menghadapinya .
Post a Comment