Siang ini, aku habiskan dengan nonton KCB [Ketika Cinta Bertasbih] di Cinema 21 BCS. Udah amat sangat penasaran dengan cerita itu. Ampe kepikir 24 jam. Trus sedih saat gg bisa gabung ikutan diskusi tentang film ini. Dan apa yang terjadi ?? Biasaaa ajaa. Datar abis.
Aku gak tau, kenapa Film ini terkesan "kering". Apa karena pemainnya yang pemula dalam berakting ? atau emang sutradaranya yg gg mampu ngasih "soul" dalam karyanya ?
entah lah. Aku gag paham tentang dunia perfilman. Aku hanya penikmat film dan kecanduan berat dengan film.
Aku tidak dapet apapun dari film KCB, selain jenuh dan pengen cepat keluar studio. Memang, settingnya asli di mesir. Tapi cerita yang ada dalam novel, sebagai kisah yang membangun jiwa gag aku dapetin sama sekali. Kosong !!
Aku lebih senang dengan novelnya. Disitu, digambarkan bagaimana perjuangan tokoh Azzam yang bersemangat untuk bertanggungjawab kepada keluarga dan lulus kuliah.
Kecewa, film yang dinantikan tidak sesuai harapan. Rasanya tak sebanding dengan proses pemilihan pemain [casting], dan biaya yang besar untuk terbang ke mesir.
Cukuplah. Aku gg mau bahas Film ini lebih lanjut.
Another story
Kemaren, kelulusan SMA/SMK diumumkan.
wah..
cepat banget waktu berlalu. Perasaan, aku baru kemaren lulus SMK.
Rasa yang campur aduk dan menghasilkan sikap nyantai ala aku karena nunggu pengumuman hasil UN dulu.
waktu yang sama saat sore hari menunggu surat yang dikasih amplop putih berisi hasil belajar selama tiga tahun. Aku merasa gag adil klo belajar 3 tahun harus ditentukan hanya dengan waktu 3 hari. gg sebanding rasanya. Ampe sekarng juga gag setuju, dan gg mau ada UN lagi [cemas, adek ku 2 taon lagi UN. hehehe]
eforia waktu kelulusan [yang dinilai org berlebihan] itu wajar. Merasa bahagia, saat tak lagi mengenakan seragam.
Bahagia, saat bebas berekspresi dari segala peraturan sekolah yang membosankan.
Bahagia, saat tak lagi dipanggil SISWA.
bahagia, saat dinilai telah dewasa [padahal...]
sedikit cerita dibalik kelulusan jaman aku dulu,
saat pengumuman hasil UN telah ditangan. Aku langsung robek dan liat hasilnya. Aku lulus. Legaaa, senaaaang, dan tentunya gembiraaaa.
Aku dan andi langsung tancap gas dan beli 5 botol pilox. Warnanya gg inget. yang jelas, ngejreng semua.
Dan tentunya bisa ditebak apa yang kami lakukan. Aku menyerahkan pilox keteman-teman, beserta spidol. Pesta coret-coret ala SMK dimulai. Mendadak, halaman KARTINI, penuh dengan anak-anak yang bajunya udah gag jelas lagi. Campur aduk. sampai rambut pun ikut dipilox.
Trus, kita konvoi bareng. rameeeee bener jalan. dadah-dadah kesemua orang yg gg aku kenal [berasa jadi orang bego]
Pulang Maghrib. Sampe dirumah gg langsung mandi. Padahal baju udah kaku banget. Badan udah gerah. Tapi aku tetap bertahan. Nunggu mama pulang, ngasih dia kejutan dengan ekspresi wajah yang bodoh [hehehe].
Badan capeee bgt ! kaki pegel. Kulit penuh cat Pilox.
Huuhh..
ada yang bilang, itu kegiatan bodoh dan gg penting. Itu wajar. Beda pendapat kan sah !
tapi menurutku, berbahagia setelah meraih sesuatu itu wajib. Mengingat perjuangan gg mudah. UN matematika diulang. Dalam sejarah per-UN-an, baru kali ini ikut UN dua kali. Dan yang kedua kalinya, di saksikan oleh DISPEN langsung. Belum lagi wartawan yang wara-wiri di sekolah. Mana Konsen. Tapi aku sukses..
Dan untuk adek-adek yang tercinta, yang sedang berbahagia atas kelulusannya. raya kan lah. Asal jangan berlebihan. [sok bijak, mode on]
[mau majang foto keseluruhan badan, tapi kondisi diri udah beda. Jadi mampang sepatu doank. hehehehe]
No comments:
Post a Comment