Entah dimulai dari mana, siapa pulak yang mengawali. Tapi kita pernah menyindir, menjatuhkan, memojokkan, bahkan menghina seseorang melalui status media sosial. Jangan berkilah, anggap aja khilaf :)
Sialnya, kadang status itu entah ditujukan untuk siapa kerap terbaca mata ini. Kata-kata negatif sukses masuk ke otak bahkan bisa merajai perasaan. Seketika galau, dengan status yang belum tentu ditujukan untuk diri ini.
Makanya, bagian terjelek dan paling aku benci adalah ketika menemukan status kasar, penuh umpatan, hujatan dam kalimat-kalimat negatif ditulis tanpa mengerti bahwa siapa saja bisa membaca, bahwa siapa saja bisa berprasangka. Untuk mengantisipasi hal-hal itu, aku putuskan untuk unfollow atau unfriend.
Namun manfaatnya media sosial ini juga banyak. Untuk sekedar berbagi kabar, memantau info bahkan jatuh cinta. Ya ! Banyak kan yang bisa saling jatuh cinta hanya dengan berkenalan melalui media sosial. Aku pernah sangat amat nge-fans dg salah seorang ustadz akibat tweet-tweetny yang luaaaarr biasa. Hingga membeli bukunya dan bela-belain minta tanda tangannya dibukuku.
Dilain cerita, kadang aku berusaha untuk bersikap dewasa. Memposisikan diri baik kepada semua pihak. Tapi ternyata masih saja tak diterima dengan baik. Dalam lingkungan, memang harus pintar-pintar memposisikan diri. Jika memang tak mendapat respon yang baik, anggap saja sedang sedekah dan ganjarannya dinanti di akherat.
Semoga untuk kedepannya, tak lagi memposting status 'sampah' yang hanya memberikan aroma bususk bagi pembaca, dan mampu bersikap dewasa walau dalam kondisi terlempar.
"Sedang upgrading diri, mohon bantuannya :)"
No comments:
Post a Comment