13 August 2009

Rokok

Hari, saat perjalanan menuju SEKRE KAMMI dalam agenda tugas negara (halah) aku kembali menaiki ScaryMovie (baca : Keri). Angkot favorit ku. Saat memasuki keri itu, aku melihat seorang pelajar yang masih lengkap menggunakan atribut sekolah.

jari kiri memegang rokok yang hampir habis. Aku diam dan trus mengamati rokok yang di jari anak itu. tiba-tiba aku berpikir seperti ini :

1. kalo aku minta membuang rokok yg ditangannya, kasian dia. beli rokok itu masih pake uang saku pemberian orang tua. *mendadak gak tega*.

2. kalo didiamkan terus, kasian dia. bunuh diri secara perlahan dengan menghisap rokok. Bodo ah ! klo dia mati cepet gara-gara itu rokok. Perkara dialah. Ulah dia dengan rokoknya. *kembali mengamati sii jari perokok*

3. kira-kira dia beli rokok itu berapa ya? merk apa rokoknya ? udah berapa lama dia merokok. Kok mukanya jelek seh ? *lah ? kok malah mikirin dia, aku ?*

sementara dia, salting dengan rokoknya.

4. Hadoh !! gak bisa di diamkan ini ! aku mual maw muntah !. stop merokok ! toloong. tapi mendadak aku kepikiran dengan pemikiran ku nomor satu. *menarik jilbab, dan menutup hidung erat*


dan setelah kegelisahan yang melanda, sii rokok telah habis terhisap. aku pun lega dan berkata " akhirnya, rokoknya habis juga !" sambil menunjukkan muka memelas mau muntah.

dia ?

terdiam dan memandang aneh muka ku.

haaah.
kadang sulit untuk mengatakan keberatan atas situasi yang kita hadapi. selalu ada pertimbangan yang menghadang untuk jujur.Bahkan, kadang terpaksa diam walo berat bagi kita untuk menerima.

aku turun dari angkot dan kembali mengatakan " terima kasih buat rokoknya"


(postingan apa ini ??!)

No comments: